
Hujan
turun untuk memberikan kesejukan bagi kehidupan manusia di bumi. Hujan juga
dapat menunjang kualitas lahan pertanian atau perkebunan. Tapi itu karena hujan
di bumi adalah hujan air. Kalau hujan kaca, sudah lain cerita.
Ternyata
hujan kaca bukan sekedar bualan belaka yang diciptakan untuk menakuti anak-anak
keluar rumah saat hujan. Untungnya hujan kaca tidak terjadi di Bumi. Jauh di luar
angkasa, hujan kaca benar terjadi. Dan uniknya, planet tempat hujan kaca ini
terjadi memiliki warna yang sama dengan Bumi tempat kita tinggal, yaitu biru.
Titik Biru Tua di Kejauhan
Ingat
kan kalau Bumi itu kita kenal sebagai Planet Biru atau Titik Biru Pucat yang
dilihat dari luar angkasa? Tapi, Planet Biru yang satu ini tidaklah persis sama
dengan Bumi. Cuma warnanya saja yang sama tapi itupun bukan biru pucat
melainkan tua.
Selain
warna, Planet yang diberi nama HD
189733 B ini tidak memiliki kemiripan lain dengan bumi baik dalam
hal ukuran, masa atau lokasi. Planet
yang dilihat Teleskop Hubble milik NASA/ESA tersebut merupakan planet gas
raksasa seperti halnya Jupiter dan berada sangat dekat dengan bintang induknya.
Pada
tahun 2007, Teleskop Spitzer milik NASA mengukur cahaya infra merah dari planet
dan menghasilkan peta temperatur Exoplanet
pertama yang pernah dibuat. Peta itu juga menunjukkan kalau beda temperatur
antara sisi siang dan malam mencapai 260º Celsius dan menyebabkan terjadinya
angin kencang yang berhembus di sepanjang planet tersebut. Di atmosfer, temperatur planet HD 189733 B mencapai
1000º Celsius.
Warna biru tua yang menjadi ciri khas planet berasal dari kabut turbulensi atmosfer yang mengandung partikel silikat
yang menghamburkan cahaya biru. Kandungan silikat pada atmosfer menjadikan
planet tersebut memiliki curah hujan yang jauh berbeda!
Temperatur kondensasi silikat yang
sangat tinggi yakni lebih dari 1300º Celsius menyebabkan partikel-partikel
silikat di atmosfer membentuk butiran kaca. Akibatnya, hujan yang turun di
planet biru tua itu berupa hujan kaca
yang turun menyamping ditiup angin yang bergerak 7000 km per jam!
Sebuah dunia yang sangat eksotis dan
dramatis!
Dunia asing yang dilihat Teleskop
Hubble tersebut berada pada jarak 63 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan salah
satu sistem extrasolar planet dekat yang dapat dilihat melintasi bintang
induknya.
Penelitian Hubble dan teleskop
lainnya selama bertahun-tahun menunjukkan kalau atmosfer HD 189733 B sudah
berubah dan atmosfernya sangat eksotik dengan keberadaan kabut dan ledakan
dahsyat. Planet HD 189733 B memang sudah sejak lama dipelajari akan tetapi
apa yang dilihat Hubble kali ini menjadi pionir untuk melihat warna planet jauh
di bintang lain untuk pertama kalinya.
Untuk bisa mengetahui seperti apa
planet tersebut, yang harus dilakukan adalah menghitung seberapa banyak cahaya
yang dipantulkan permukaan planet tersebut. Atau mengetahui albedo planet. HD
189733 B merupakan planet redup yang bergerak mengitari bintangnya setiap 2,32
hari pada jarak yang sangat dekat yakni 0,03 AU.
Planet HD 189733 B
yang tergolong dalam kelas Jupiter Panas
memang memiliki ukuran yang hampir sama dengan Jupiter di Tata Surya. Dari
seluruh planet extrasolar yang sudah ditemukan, planet gas raksasa memang
mendominasi.
Di Tata Surya, jelas Jupiter berada jauh dari Matahari tidak seperti planet gas raksasa yang umumnya ditemukan dekat dengan bintang induk pada sistem bintang lainnya. Keberadaan planet HD 189733 B yang masih tergolong dekat menjadikan ia ruang belajar yang sangat baik untuk bisa memahami apa yang terjadi di planet yang dramatis dan eksotis tersebut.
Komentar
Posting Komentar